Bisnis

Empat Fakta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44 persen pada triwulan I tahun 2022 merupakan salah satu yang tertinggi di dunia saat banyak negara sedang dalam pemulihan ekonomi.

Beberapa fakta tentang pertumbuhan ekonomi ini: 1.

Konsumsi Rumah Tangga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga yang kontribusinya mencapai 53,65 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan tumbuh 4,34 persen pada kuartal I 2022.

2.

Terbantu Ekspor Pada pembukaan Trade Expo Indonesia ke37 di Jakarta, 10 Agustus 2022, Zulkifli menyebutkan bahwa pertumbuhan sebesar 5,01 persen year on year (YoY) ditopang oleh pertumbuhan ekspor pada kuartal kedua.

Laman bi.go,id, mencatat pertumbuhan ekspor meningkat sebesar 19,74 persen YoY.

Hal ini terjadi karena mendapat sokongan permintaan mantra dagang yang semakin membaik.

3.

Masih Ada Tantangan Berbagai Aspek Tantangan yang masih dihadapi adalah tantangan geopolitik, krisis pangan, energi, dan tekanan inflasi dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa perekonomian dunia diproyeksikan akan mengalami perlemahan pertumbuhan ekonomi.

4.

Lapangan Usaha Tumbuh Pesat Salah satu bentuk pemulihan ekonomi nasional dapat dilihat dari meningkatnya lapangan usaha di berbagai kawasan pada triwulan I 2022.

Beberapa sektor yang menunjukan pertumbuhan berasal dari Industri Pengolahan, Transportasi dan Pergudangan, serta Perdagangan Besar dan Eceran.

Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi.

Hal ini disebabkan karena didorong peningkatan mobilitas, pelonggaran syarat perjalanan, sumber pembiayaan, aktivitas dunia usaha, dan peningkatan aktivitas terkait perayaan HBKN.

5.

RAPBN akan Fleksibel Demi perekonomian yang lebih baik, pemerintah menyusun berbagai strategi yang kredibel dan sehat.

Laman menpan.go.id menulis bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2023 juga akan dirancang agar mudah menyesuaikan dengan gejolak perekonomian global atau sebagai shock absorber.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, APBN berfungsi sebagai pengelola shock dari luar.

Sedangkan shock absorber bertujuan agar daya beli masyarakat tetap selalu terjaga.

FATHUR RACHMAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *