Ahli Telematika Jelaskan Jaminan Keamanan SIM Card Asing Dipakai di Indonesia
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.
Plate mengakui sampai harus sementara waktu pindah menggunakan SIM Card Amerika.
Ini dilakukannya karena ada serangan siber terhadap nomor Indonesia tertentu.
“Maka untuk sementara waktu diamankan,” ujar Menteri Kominfo itu saat ditemui di rumah dinasnya di Jalan Widya Candra V Nomor 27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat, 16 September 2022.
Seperti diketahui, data pribadi Menteri Plate termasuk yang telah ditembus dan diumbar hacker Bjorka.
Serangan terangkai dengan pencurian 1,3 miliar data Kartu SIM ponsel Indonesia dari proses registrasi ponsel oleh Kominfo.
Bjorka juga diduga di balik bocornya basisdata Indihome sebelumnya serta PLN dan KPU sesudahnya.
Selain itu data pribadi sejumlah pejabat lain hingga data surat menyurat milik Istana Presiden termasuk yang berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tak ada keterangan tambahan perihal ‘pengamanan’ kartu SIM Indonesia milik Menteri Plate.
Tapi, yang jelas, migrasi ke nomor Amerika tak membuatnya lebih aman sepanjang tetap menggunakan layanan jaringan seluler yang sama–yang telah membuatnya khawatir nomornya telah diretas.
Hal itu seperti yang dituturkan Abimanyu Wachjoewidajat, pakar telematika.
Dia menerangkan, penyimpanan data pribadi bukan pada SIM card tetapi pada basisdata milik layanan yang didaftarkan dengan menggunakan nomor ponsel sebagai identifikasi.
“Jadi tergantung setiap provider atau operator yang digunakan.
Jika sistem keamanan suatu provider lemah maka peretasan masih mungkin saja dilakukan,” katanya saat dihubungi Minggu dan Senin, 18-19 September 2022.
Lebih lanjut, Abimanyu menjelaskan, jaringan komunikasi digital bisa terjadi karena adanya menara-menara BTS (Base Transceiver Station) dan MSC (Mobile Switching Center), semacam pabx kalau pada komunikasi kabel.
“Jadi walau menggunakan nomor luar tetapi saat berkomunikasi di ranah Indonesia maka dari waktu ke waktu lokasi dia maupun incoming dan outgoing call atau sms dan paket tetap termonitor pada operator seluler Indonesia.” Dalam kasus seperti Menteri Johnny G.
Plate, keberadaan pengguna dan penggunaan nomor asing di Indonesia, disebut Abimanyu, tercatat pada sistem yang namanya VLR (Visitor Location Register).
“Berhubung penggunanya orang Indonesia maka dia tidak roaming tapi secara digital dia seakan sebagai nomor asing yang numpang komunikasi di jalur operator seluler Indonesia,” kata dia.
ZAHRANI JATI HIDAYAH