Tekno

Cara Unair Cegah Kekerasan Seksual di Kampus

Universitas Airlangga (Unair) berkomitmen untuk menuntaskan tiga dosa besar pendidikan di Indonesia.

Salah satunya, isu kekerasan seksual.

Komitmen itu tampak dari dibentuknya Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unair.

Pembentukan Satgas tersebut mendapat dukungan penuh dari Rektor Unair Mohammad Nasih.

Dibentuknya Satgas PPKS tersebut merupakan implementasi Permendikbud Ristek RI Nomor 30 Tahun 2021.

Dukungan Rektor disampaikan dalam pertemuan bersama Satgas PPKS Unair pada Selasa, 13 September di Ruang Balairua, Gedung Kantor Manajemen, Kampus C Unair.

Hadir dalam pertemuan itu Satgas PPKS UNAIR yang beranggotakan dua pendidik, dua tenaga kependidikan, dan lima mahasiswa UNAIR.

Pada pertemuan itu, Nasih menyampaikan bahwa Satgas PPKS dibentuk untuk menurunkan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Salah satu metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan penanganan yang berperspektif korban.

Nasih juga berharap agar pencegahan kekerasan seksual dapat dilakukan sedini mungkin.

Misalnya, ketika penerimaan mahasiswa baru, penerimaan pendidik, penerimaan tenaga kependidikan, dan lain sebagainya.

Dalam pertemuan itu, Ketua Satgas PPKS Unair Myrtati Dyah Artaria menyampaikan sejumlah usulan sebagai langkah awal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus.

Usulan tersebut seperti penyesuaian peraturan rektor dengan Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021, pembenahan sarana prasarana yang rentan kekerasan seksual, dan melakukan sosialisasi standar operasional prosedur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

Selain itu, Myrta juga berharap agar sinergi antara Satgas PPKS Unair Help Center Unair, dan Airlangga Inclusive Learning (AIL) dalam menangani kasus kekerasan seksual dapat segera dilakukan.

Myrta juga menyarankan agar Unair melakukan tes kesehatan mental kepada seluruh warga kampus guna mencegah kekerasan seksual.

“Saran kami, tes ini dilakukan secara rutin karena penyakit mental yang mengarah pada kekerasan seksual dapat tiba-tiba muncul,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *