Pakar: Tripeldemik Berpotensi Bikin Rumah Sakit Penuh Pasien Infeksi
Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan peningkatan kasus tripeldemik dapat berpotensi meningkatkan jumlah pasien karena infeksi dan membuat rumah sakit dan IGD penuh.
“Di negara-negara yang kini dalam musim dingin maka mereka sedang menghadapi masalah kesehatan akibat tripeldemik yang cukup banyak dibahas.
Ini adalah suatu keadaan pada waktu yang sama ada peningkatan kasus dari tiga penyakit yang menyerang paru dan saluran napas,” ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.
Ia menuturkan sebenarnya tidak ada definisi ilmiah khusus tentang istilah tripeldemik.
Situasi tersebut merupakan keadaan di mana terjadi peningkatan kasus yang bersamaan dari tiga penyakit, yaitu COVID-19, flu, dan juga infeksi akibat Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Meski peningkatan kasus lebih banyak terjadi di negara yang mengalami musim dingin, dampak tripeldemik harus tetap diwaspadai mengingat virus dapat lebih cepat berkembang di cuaca yang amat dingin.
Seperti yang terjadi di New York, Amerika Serikat, pemerintah setempat sudah menyerukan kembali penerapan protokol kesehatan pada warganya dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan yang dirasa efektif mencegah penularan.
“Cara pencegahan lain adalah dengan vaksin.
Kita sudah mengenal pencegahan COVID-19 dengan vaksin.
Jenis vaksin terbaru COVID-19 adalah yang bivalen, yang dapat menangani varian lama dan varian Omicron.
Kita tentu berharap agar vaksin COVID-19 bivalen juga segera tersedia di negara kita,” jelasnya.
Vaksin fluPencegahan lain dapat dilakukan melalui vaksin flu yang sudah semakin berkembang dan tersebar di seluruh dunia.
Vaksin flu yang kini digunakan dalam bentuk kuadrivalen karena mencakup empat strain influenza yang sekarang beredar.
Tjandra menyarankan Pemerintah Indonesia terus menyosialisasikan vaksin flu, termasuk vaksin pneumonia yang anjurannya lebih untuk usia di atas 50 atau 60 tahun.
Namun, untuk penyakit akibat RSV belum ada vaksinnya.
Selain prokes 3M, hal yang dapat digunakan adalah obat palivizumab sebagai bentuk terapi antibodi untuk mencegah bayi dan anak terinfeksi berat akibat RSV dan harus dirawat di rumah sakit.
RSV harus diperhatikan karena infeksi biasa terjadi pada anak-anak meski kini juga mengenai orang dewasa dengan gejala ringan.
Biasanya memang infeksi RSV terjadi pada anak-anak.
Hanya saja kini situasinya agak berubah.
Tetapi di Amerika ada kecenderungan lebih banyak kaum dewasa yang infeksi RSV cukup berat dan bahkan masuk rumah sakit.
Data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2022 menunjukkan jumlah pasien RSV yang dirawat di rumah sakit 10 kali lebih banyak dari 2021.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengusulkan pemerintah di kawasan ASEAN segera membentuk organisasi yang berwenang supaya hal serupa dapat dipantau lebih jauh.
“Saya pernah mengusulkan agar juga dibentuk ASEAN CDC.
Apalagi sekarang Indonesia memegang kekuatan ASEAN dan dapat berinisiatif memimpin pendiriannya,” ujarnya.