Seleb

Pameran Tunggal Perdana di Eropa, Pelukis Eddy Susanto Bicara Soal Neraka

Pelukis Eddy Susanto menggelar pameran tunggal perdananya di Italia sejak 29 Juli hingga 4 September 2022.

Berjudul “The Allegory: Java of Dante”, dia mengangkat tema soal neraka dan surga.

“Karya ini sudah beberapa tahun lalu saya buat kemudian ada tawaran untuk pameran di Italia,” kata Eddy secara daring saat jumpa pers di Galeri Lawangwangi, Bandung, Jumat, 12 Agustus 2022.

Ajakan pameran lukisan di Giudecca Art District, Gallery One, Venesia, Italia itu berasal dari ArtSociates.

Tema karya tentang surga dan neraka merupakan hasil pengembangan ide dari karya Eddy sebelumnya.

Lewat sepuluh karya lukisan yang dikirim, ia membandingkan representasi neraka pada Candi Borobudur dengan ilustrasi puisi Divine Comedy karya penyair Dante Alighieri.

Sebanyak lima karya di antaranya bergambar lukisan seniman zaman renaisans, separuhnya lagi bergambar relief candi yang dirancang berpasangan.

Gambarnya disusun oleh teks dengan menggunakan aksara Jawa kuno pada ilustrasi ilustrasi puisi Dante.

Sementara teks Dante mengisi gambar relief Borobudur.

Dengan cara itu, seniman lulusan Desain Grafis Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada 1996 tersebut membangun paralelisme antara alegori tentang kehidupan setelah kematian.

Menurut Eddy, sebenarnya tidak hanya Dante yang mengungkap soal itu, karena di bagian bawah Candi Borobudur pun ada narasi serupa.

Menurut kurator pameran, Naima Morelli, Eddy Susanto dikenalnya sebagai seniman yang menciptakan karya dengan metode berlapis berdasarkan penelitian mendalam dan hampir ilmiah dalam ruang budaya antara Timur dan Barat.

Meskipun praktiknya intelektual namun tetap menonjol secara visual dengan perhatiannya yang cermat terhadap detail.

Sementara itu menurut Direktur dan pendiri ArtSociates Andonowati, pihaknya mendukung untuk mempromosikan seniman Indonesia kepada khalayak yang lebih luas, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Sebelumnya, karya Eddy yang berjudul Java of Durer pada 2011, memenangkan ajang Bandung Contemporary Art Award atau BaCAA #2.

ANWAR SISWADI Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *