Gaya

Suti Karno Amputasi Kaki Kanan Akibat Diabetes, Mengapa Penderita Diabetes Rawan Amputasi?

Pemeran Atun dalam Si Doel Anak Sekolahan, Suti Karno merupakan seorang penderita diabetes.

Ia telah mengidap penyakit ini sejak 2004 karena kebiasaannya yang suka minum minuman bersoda dan manis serta jarang mengonsumsi air putih.

Akibat diabetes, ia lebih sering berolahraga seperti hanya sekadar berjalan kaki.

Kemudian, pada Oktober 2022, Suti Karno memutuskan untuk mengamputasi kakinya.

Awalnya, luka kakinya hanya ada pada dua jari, tetapi ia kerap terlambat berobat lantaran kesibukannya syuting Si Doel Anak Sekolahan Series.

Akibatnya, kedua jari kaki tersebut tidak bisa diselamatkan dan harus dilakukan amputasi.

Namun, setelah mengamputasi dua jari kakinya, seminggu kemudian kondisi kakinya mulai menghitam dan mati.

Akhirnya, ia berkonsultasi dengan dokter vaskular karena takut lukanya semakin menyebar dan tidak bisa diselamatkan.

“Saya sendiri yang minta diamputasi,” kata dia kepada Feni Rose di acara Rumpi.

Kini, Suti masih berusaha menyesuaikan diri dengan kursi roda sebelum nantinya dapat menggunakan kaki palsu.

Kedua hal ini kerap berhubungan satu sama lain.

Amputasi merupakan komplikasi utama dari diabetes.

Jika seseorang menderita diabetes, kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan agar memeriksa kaki setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari diabetes tersebut apakah berbahaya atau tidak.

Melansir healthline, dalam beberapa kasus, diabetes dapat menyebabkan penyakit arteri perifer (PAD) sehingga pembuluh darah seseorang menyempit dan mengurangi aliran darah ke tungkai dan kaki.

Ini juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang dikenal sebagai neuropati perifer sehingga dapat mencegah seseorang dari rasa sakit.

Jika seseorang tidak dapat merasakan sakit, mungkin tidak menyadari bahwa dirinya memiliki luka atau bisul di kaki.

Selain itu, berkurangnya aliran darah juga dapat memperlambat penyembuhan luka dan membuat tubuh kurang efektif ketika melawan infeksi.

Akibatnya, luka mungkin tidak sembuh, seseorang akan mengalami kerusakan atau kematian jaringan dan infeksi yang dapat menyebar ke tulang.

Jika infeksi tidak dapat dihentikan atau kerusakan tidak dapat dikembalikan, amputasi mungkin diperlukan.

Biasanya amputasi penderita diabetes dilakukan pada tungkai, telapak kaki, dan jari kaki.

Menurut niddk.nih.gov, sekitar 130.000 orang di Amerika Serikat yang menderita diabetes harus diamputasi setiap tahun.

Namun, angka tersebut hanya persentase kecil dari lebih dari 37,3 juta orang di Amerika Serikat yang menderita diabetes.

Ditambah pula dengan manajemen diabetes yang berkelanjutan, perawatan kaki, dan perawatan luka sehingga banyak penderita diabetes dapat membatasi risiko amputasi atau mencegahnya sama sekali.

Namun, bagaimana jika amputasi menjadi satu-satunya pilihan bagi para penderita diabetes untuk mengobati luka? Melansir mayoclinic.org, perawatan untuk ulkus kaki penderita diabetes tergantung pada lukanya.

Sebagian besar perawatannya adalah dengan mengangkat jaringan mati atau kotoran, menjaga luka tetap bersih, dan membantu penyembuhan.

Luka perlu sering diperiksa, minimal 1 sampai 4 minggu sekali.

Lalu, ketika penderita diabetes juga mengalami maag dapat menyebabkan hilangnya jaringan yang parah atau infeksi mengancam nyawa penderita.

Akibatnya, amputasi mungkin merupakan satu-satunya pengobatan yang harus dilakukan.

Saat melakukan amputasi untuk para penderita diabetes, seorang ahli bedah akan mengangkat jaringan yang rusak dan menjaga jaringan sehat sebanyak mungkin.

Setelah operasi, seseorang akan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari atau minggu, yaitu 4-6 minggu agar luka sembuh sepenuhnya.

RACHEL FARAHDiBA R

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *